Pendidikan merupakan hal yang dilakukan secara sadar guna mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan sifatnya penting karena menambah pengetahuan. Sebagaimana yang kita ketahui pula bahwa Pendidikan dapat menghasilkan pengetahuan yang juga sangat penting untuk setiap individu karena dengan pengatahuan seorang individu akan lebih tau dan lebih terarah dalam menjalani kehidupan.
Dalam pembahasan mengenai Pendidikan kali ini. Kita akan mengupas informasi mengenai keberlangsungan proses Pendidikan di Community Learning Center (CLC). CLC merupakan sebuah Fasilitas Pendidikan yang bergerak memfasilitasi dan memberikan pendidikan untuk anak-anak pekerja Pekerja Migran Indonesia yang berada di wilayah Sarawak-Malaysia.
Intan Mutiara selaku mahasiswi Universitas Negeri Malang menjadi salah satu perwakilan dari Fakultas Ilmu Pendidikan yang dikirim pada salah satu CLC disana melalui program Asistensi Mengajar Internasional. Sosok yang kerap di sapa ara ini juga akan membagikan informasi tentang Pendidikan yang ada pada CLC tersebut.
CLC SEBAKONG MUKAH, Sarawak-Malaysia.
Secara garis besar Community Learning Center (CLC) sama halnya seperti sekolah yang ada di Indonesia. Hanya penyebutan namanya saja yang berbeda.
“Community Learning Center (CLC) sama hal nya seperti sekolah Indonesia nama yang mudah mungkin kita menyebutnya. Namun secara khusus nama itu dibuat untuk memfasilitasi Pendidikan negara asing yang ada di wilayah Sarawak. Karena Sarawak tidak membenarkan adanya sekolah negara asing diwilayahnya. Alternatifnya jika di suatu tempat banyak perkumpulan warga negara asing dan membutuhkan adanya tempat belajar seperti sekolah dan sejenisnya, Maka terjadi kemungkinan di wilayah tersebut akan ada CLC yaitu Community Learning Center.” tutur Intan Mutiara.
Jadi pada dasarnya CLC adalah sebuah Fasilitas Pendidikan yang diberikan secara percuma untuk memfasilitasi Pendidikan warga negara yang ada di wilayah Sarawak-Malaysia. Pada berita ini, Intan Mutiara sendiri di tempatkan di CLC SEBAKONG. Dimana CLC ini terletak di daerah pesisir daratan Sarawak yang memiliki nama Mukah. Mukah terletak didaerah pesisir pantai Sarawak yang memiliki komoditas utama perkebunan sawit dan sagu.
“Adanya CLC di wilayah Mukah sendiri karena banyaknya jumlah Pekerja Migran Indonesia yang bermukim diderah tersebut. Rata-rata Pekerja Migran Indonesia membawa ikut serta keluarganya. Sehingga didirikanlah CLC Sebakong untuk memfasilitasi Pendidikan keluarga para pekerja.” Tutur Intan Mutiara. Para pekerja migran datang ke wilayah tersebut untuk bekerja sebagai pekerja ladang sawit yang merupakan salah satu ladang terbesar di Kawasan Bandaraya Mukah dan sekitarnya.
Kondisi dan proses Pendidikan yang berlangsung
“Jika berbicara tentang kondisi, ibaratkan saja kita tamu dan sebagai tamu kita hanya bisa menerima apa yang diberikan tuan rumah. Nah seperti itulah kurang lebih gambaran tentang kondisi disana. Apa bila ditanya apa difasilitasi? Jawabannya adalah iya di fasilitasi. Tapi seperti itulah difasilitasi ala kadarnya. Namun lagi-lagi semuanya bukan dari tempatnya tapi apa yang ada dan terbentuk didalamnya. CLC tersebut juga tidak hanya di fasilitasi oleh perusahaan yang memperkerjakan orang tuanya tetapi juga ada campur tangan dari pihak Kemendikbud yang sudah memberikan anggaran serupa BOS terkhusus untuk Sekolah Luar Negeri yang dinamai BanPen (Bantuan Pendidikan)”. Tutur Intan Mutiara
Selain kondisi, Intan Mutiara juga menuturkan “Mengenai proses pendidikannya sendiri tidak bisa harus menyesuaikan dengan peraturan yang ada juga. Karena rata-rata anak-anak yang ada dalam CLC ini anak-anak yang terbilang terlambat mendapatkan Pendidikan. Jadi pihak pendidik pun harus bergerak ekstra dalam memberikan ilmu dan pengetahuan. Dan yang di sayangkan sekali guru yang diberikan oleh pihak Kementrian Pendidikan saya rasa belum memadai karena bisa kita sebut masih kurang. Iya benar gurunya itu langsung dikirim dari negara yang bersangkutan. Dimana untuk pendidiknya sendiri terdapat 2 jenis sebutan yaitu Guru Bina dan Guru Pamong. Untuk lebih lengkap bisa di akses melalui laman ini. Jadi apabila CLC itu diperuntukkan untuk negara Indonesia maka Guru maupun tenaga pendidiknya juga dari Indonesiaa.
CLC sendiri bukan didirikan oleh NGO tetapi merupakan kelas jauh dari SILN (Sekolah Indonesia Kota Kinabalu). Secara tertulis bisa disebutkan terdapat kerja sama dalam pembentuan CLC itu sendiri, yaitu kerja sama antara Syarikat (Ladang), Kementrian Luar Negeri bagian yang menaungi SILN sendiri dan Kementrian Pendidikan.
Harapan dalam keberlangsungan Pendidikan di CLC SEBAKONG Mukah, Sarawak – Malaysia
Tentunya kita semua selalu berharap yang baik untuk semua hal yang memberikan dampak signifikan bagi keberlanjutan hidup. Sama halnya yang dituturkan Saudari Intan Mutiara yang sudah merasakan sendiri menjadi pendidik selama kurang lebih 3 minggu berada disana. Beliau menuturkan “ Harapan saya anak-anak terus diberikan motivasi dan pembelajaran yang maksimal. Karena bagi saya tempat itu adalah bonus, tapi yang terpenting apa yang kita bisa berikan kepada mereka agar memiliki pemikiran yang luas. Sehingga tidak ada dalam benak mereka lulusnya hanya sebatas lulusan CLC saja dan berakhir sama hanya menjadi pekerja seperti orang tuanya. Mari wujudkan cita-cita mereka, memfasilitasi secara maksimal terutama pemerataan jumlah tenaga pengajar atau tenaga pendidiknya.”
Penulis: Tim PAUD