JpegKeberadaan matakuliah Andragogi dalam struktur kurikulum Program Studi S1 PGPAUD banyak dipertanyakan oleh mahasiswa. Mereka beranggapan bahwa dilihat dari nama matakuliah, Andragogi identik dengan pendidikan orang dewasa. Adakah benang merah antara pendidikan anak usia dini, pendidikan guru pendidikan anak usia dini dan pendidikan orang dewasa? Untuk menjawab pertanyaan ini, Kentar Budojo–salah satu dosen S1 PGPAUD, FIP, Universitas Negeri Malang– mengupas dan mengkajinya secara luas dan mendalam.

Diawali dengan Bab I dalam buku ini, pembaca akan diajak untuk mengkaji relevansi mahasiswa PGPAUD mempelajari Andragogi. Ulasan pada bagian ini penulis berpegang pada teori KH. Dewantara bahwa pendidikan itu berlangsung di keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lembaga pendidikan ini harus berjalan efektif dan sinergis dalam mendidik anak. Posisi pendidikan anak usia dini terjadi dalam sinergi ketiga lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu mahasiswa PGPAUD diharapkan memiliki wawasan yang utuh tentang hal tersebut.

Untuk mendukung hal tersebut, pada Bab II, penulis mengajak pembaca untuk memahami konsep Andragogi secara utuh dengan subbidang kajian sebagai berikut. (1) Pengertian teori belajar andragogi; (2) Landasan filosofis dan sejarah Andragogi; (3) Perkembangan teori belajarAndragogi; (4) Asumsi-asumsi pokok teori belajar Andragogi; (5) Andragogi dan psikologi perkembangan; (6) Pengaruh penurunan faktor fisik dalam belajar; (7) Langkah-langkah pokok dalam Andragogi; (8) Perbandingan asumsi dan model Pedagogi dan Andragogi; (8) Keunggulan dan kelemahan teori belajar Andragogi. Kajian setebal 34 halaman ini tentunya akan cukup bagi Anda yang mulai mempelajari hakiki Andragogi, yang barangkali sebelumnya masih asing dalam konteks kehidupan Anda sehari-hari.

Pada Bab III, pembaca akan diajak untuk memahami bagaimana filisofi dan sejarah perkembangan Andragogi secara global. Kajian diawali dengan sejarah aliran pendidikan yang terjadi di dunia, sampai pada bagaimana seharusnya Andragogi dipelajari. Tingginya angka dropout, ketidaktercapaian tujuan pendidikan, serta rendahnya partisipasi dan motivasi belajar merupakan bahan renungan yang sangat signifikan dalam pentingnya pembelajaran orang dewasa.

subbagian kajian berikutnya penulis memaparkan permulaan pembentukan teori tentang belajar orang dewasa. Diawali dengan terbitnya buku The Meaning of Adult Education tahun 1926,  perkembangan Andragogi semakin pesat. Terdapat tokoh seperti Thorndike (1928), peristiwa perang dunia II, merdekanya bangsa-bangsa di dunia dari penjajahan, semakin memantapkan perkembangan Andragogi di dunia.

Pada bagian IV, penulis memfokuskan kajiannya pada penerapan Andragogi dalam parenting. Kajian diawali dengan memposisikan Andragogi dan parenting dalam konteks pendidikan anak usia dini. Selanjutnya, pembaca akan diajak untuk mengenali kebutuhan peserta didik “anak usia dini” yang harus diperhatikan. Terdapat teori kebutuhan Maslow, Knoles, DePorter & Hernacki, Gardner yang menjadi simpul-simpul dalam kajian tentang kebutuhan anak. Anda dapat memperbandingkan dan menjadikannya referensi dalam memperhatikan kebutuhan anak. Selanjutnya pada subbagian ketiga, pembaca diarahkan untuk memahami bagaimana penerapan Andragogi dalam parenting. Penulis dalam hal ini berasumsi bahwa pendidik PAUD akan berhubungan langsung dengan orang tua dalam mendidik anak. Kajian ini dilengkapi dengan 12 prinsip Andragogi dani Vella, dilanjutkan dengan langkah-langkah operasional penerapan Andragogi dalam parenting, yang dikemas ke dalam 5 langkah, disertai dengan contoh kasus dan cara menangani sebuah kasus. Bagian IV diakhiri dengan mengkaji penampilan pendidik PAUD. Walaupun tampaknya kurang sesuai dalam konteks ini, paling tidak pembaca khususnya mahasiswa/calon pendidik PAUD diberikan referensi bagaimana pendidik berpenampilan di hadapan anak usia dini. Ada 4 hal yang harus dimiliki oleh pendidik PAUD, yakni bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis terhadap anak, bersikap kewajaran, bersipak respek dan membuka diri.

Bagian akhir dari buku ini (Bab V), pembaca akan diajak untuk memahami dan terampil dalam menerapkan Andragogi dalam pembelajaran anak usia dini. Dalam hal ini Anda diajak untuk bagaimana menciptakan pendidikan yang menyenangkan, pendidikan yang kontekstual, pendidikan yang saling menghargai, dan pendidikan yang berbasis saintifik. Walaupun kesannya bag ini adalah tinjauan dari sisi praktis, rupanya penulis belum memberikan “resep” yang praktis dengan langkah-langkah yang operasional, sebagaimana pada bab sebelumnya. Mungkin pembaca sudah diprediksi bahwa Anda memili cara tersendiri yang unik dan memiliki prinsip yang utuh dalam mendidik anak usia dini. Oleh karenanya ulasan yang ringkas dalam bab ini mendorong Anda untuk berimajinasi dan mengembangkan gaya mendidik yang akuntabel dan berciri khas dengan inovasi-inovasi yang tiada henti. Selamat mencoba, be smart with ECE. (kalab ksdp).